Sabtu, 05 November 2011

MAKALAH-MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga kepada para pelajar.
Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus terhadap peserta didik untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan masalah-masalah/ problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Dengan melihat pengertian disamping bahwa tidak dapat kita kesampingkan bahwa kode etik juga penting bagi seorang pembimbing, sehingga konselor tidak akan berjalan seenaknya saja.
Oleh sebab itu maka penulis akan membahas mengenai pengertian, tehnik-tehnik bimbingan dan konseling, kode etik konselor, serta langkah-langkah umum pelayanan BK di sekolah agar bisa menambah pengetahuan mendalam mengenai bimbingan dan konseling pada anak didik sehingga akan menjadi pencerahan tersendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling?
2. Teknik-Teknik apa saja yang digunakan dalam Bimbingan dan Konseling?
3. Kode Etik Pada Bimbingan dan Konseling?
4. Langkah-Langkah Umum Pelayanan BK di Sekolah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian teknik-teknik bimbingan dan konseling
2. Mengetahui macam-macam teknik bimbingan dan konseling
3. Mengetahui kode etik peda bimbingan konseling
4. Mengetahui Langkah-Langkah Umum Pelayanan BK di Sekolah





BAB II
TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir.[1] Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan.
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif prilakunya.[2]
Jadi, teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
B. Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individual (Individual Guidance Counseling).
1. Bimbingan Kelompok (Group Guidance)
Tehnik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok.[3]
Tehnik ini membawa keuntungan pada diri murid,[4] diantaranya;
· Menghemat waktu dan tenaga.
· Menciptakan kesempatan bagi semua siswa untuk berinteraksi dengan konselor, yang memungkinkan siswa lebih berkeinginan membicarakan perencaan masa depan atau masalah pribadi-social.
· Menyadarkan siswa bahwa kenyataan yang sama juga dihadapi oleh teman-temannya, sehingga mereka terdorong untuk berusaha mengahadapi kenyataan itu bersama-sama dan saling mendiskusikannya.
Ada beberapa teknik dalam bimbingan kelompok, seperti:a. Home room programe
Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan,sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah.
b. Karyawisata/ field trip
Kegiatan rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama dan penuh tanggungjawab.
c. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akanmendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah. Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri.
Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain:
v Pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok.
v Perencanaan suatu kegiatan.
v Masalah-masalah pekerjaan.
v Masalah belajar.
v Masalah penggunaan waktu senggang.
v Masalah persahabatan, keluarga dsb.
d. Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan tehnik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Tehnik sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok.
e. Organisasi murid
Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual maupun kelompok dapa diseleseikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan social. Mengaktipkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri.
f. Sosiodrama[5]
Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik didalam memecahkan masalah-masalah social dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu masalah social.
g. Psikodrama
Psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psyshis yang dialami individu.[6]
h. Remedial teaching
Bentuk penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu.Hal ini tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.
2. Individual Guidance Counseling (Bimbingan Konseling Individu)
Bimbingan konseling individu yaitu bimbingan konseling yang memungkinkan klien mendapat layanan langsung tatap muka dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang sifatnya pribadi yang dideritannya.[7]
Dalam konseling ini hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Dan empati artinya berusaha menempatkann diri dalam situasi diri klien denagn segala masalah-masalah yang dihadapinya. Denagn sikap ini klien akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan konseling.
Masalah-masalah yang mungkin dapat di diskusikan:
a. Masalah-maslah yang sifatnya pribadi.
b. Dilakukan dengan face to Face relationship.
c. Metode wawancara antara konselor dab kasus.
d. Konselor harus bersikap penuh simpati dan empati.
C. Kode Etik Pada Bimbingan dan Konseling
Kode etik yaitu ketentuan atau peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang berkecimpung dalam bidang bimbingan dan penyuluhan demi untuk kebaikan. Dengan adanya kode etik dalam bimbingan dan penyuluhan dimaksudkan agar bimbingan dan penyuluhan tetap dalam keadaan baik dan justru diharapkan semakin baik.
Kode etik ini mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar atau diabaikan tanpa membawa akibat yang tidak menyenangkan.
Dibawah ini ada beberapa kode etik dalam bimbingan dan konselling:
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan konseling harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Karena itu pembimbing jangan sampai mencampuri weenang serta tanggung jaawabnya.
3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung dengan kehidupan pribadi orang, maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam klien.
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga-tenaga ahli yang tidak terdidik dan terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada konselor lain, tanpa persetujuan klien.
5. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain diluar kemampuan atau diluar keahliannya.
6. Pemmbimbing haruslah menyadari akan tanggungjawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.
D. Langkah-Langkah Umum Pelayanan BK di Sekolah
1. Tahap Perencanaan
a. Merumuskan topik, materi atau masalah yang akan dibahas.
b. Merumuskan jenis layanan atau kegiatan pendukung: sasaran layanan, metode, waktu, penyelenggara dan pihak-pihak yang dilibatkan.
c. Merumuskan pokok-pokok materi dan prosedur pelaksanaan, cara evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Identifikasi kasus.
b. Identifikasi masalah.
c. Analisis masalah (diagnosis).
d. Estimasi dan identifikasi alternatif pemecahan (prognosis).
e. Tindakan pemecahan masalah (treatment, theraphy).
f. Evaluasi hasil pemecahan maslah dan tindakan lanjutan (follow up).
3. Tahap Evaluasi
a. Menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik dari segi proses maupun hasil.
b. Keberhasilan proses dapat dilihat dari antusiasme dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan.
c. Keberhasilan dari hasil dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan prilaku siswa sebelum mengikuti dan setelah mengikuti kegiatan.
4. Tahap Analisa
Menganalisis factor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dilaksanakan.
5. Tahap Tindak Lanjut
Hasil-hasil analisi ditindaklanjuti untuk mengatasi berbagai kelemahan dan mengembangkan berbagai keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan, yang dituangkan dalam rekomendasi yang selanjutnya menjadi landasan dalam membuat perencanaan kegiatan BK.


BAB III
SIMPULAN
Teknik Bimbingan dan Konseling adalah cara atau metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara berinteraksi atau bertatap muka.
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan secara individual (Individual Guidance Counseling).
Dibawah ini ada beberapa kode etik dalam bimbingan dan konselling:
1. Pembimbing atau pejabat lain harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil sebaik-baiknya.
3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung dengan kehidupan pribadi orang, maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
c. Menghargai sama terhadap bermacam-macam klien.
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
a. Menggunakan tenaga-tenaga ahli yang tidak terdidik dan terlatih.
b. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien.
d. Mengalihkan klien kepada konselor lain, tanpa persetujuan klien.
5. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain diluar kemampuan atau diluar keahliannya.
6. Pemmbimbing haruslah menyadari akan tanggungjawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian sepenuhnya.
Ada beberapa langkah umum dalam melaksanakan pelayanan BK di Sekolah, seperti: Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Analisa dan tahap Tindak Lanjut.


DAFTAR PUSTAKA
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://kaunseling.multiply.com/journal
www.bimbingan dan penyuluhann,DYP Sugiharto.com


[1] Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Edisi ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[2] A. Juntika Nurihsan. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Edisi kedua. Bandung: PT. Refika Aditama. Hal 10.
[3] http://kaunseling.multiply.com/journal
[5] http://mawardiumm.wordpress.com
[7] http://iznanew. Loc. cit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar