Sabtu, 05 November 2011

SESEP PAHMI HASANI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bukan hanya sekedar tahu, menguasai ilmu dan menghafal semua
teori yang dihasilkan orang lain, tetapi belajar merupakan proses berpikir. Namun
pada kenyataannya dalam pembelajaran seorang guru masih menggunakan
metode yang monoton dan kurang sesuai dengan materi yang diajarkan serta
dengan karakteristik siswa. Dengan pembelajaran yang demikian akan sangat
membosankan bagi siswa sehingga motivasi belajar siswa akan menjadi semakin
rendah. Akibat yang lebih jauh adalah siswa akan malas untuk belajar dan
kemampuan siswa tidak akan tergali secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa yaitu dengan
pembelajaran kreatif produktif sehingga diharapkan belajar akan mudah dan
menyenangkan bagi setiap siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran kreatif produktif?
2. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan stretegi pembelajaran kretif
produktif?
3. Bagaimana kaitan strategi pembelajaran kreatif produktif dalam
pembelajaran individual?
4. Apa kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran kreatif dan produktif ?
C. Tujuan Masala
SESEP PAHMI HASANI
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF
A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif Produktif
Pembelajaran kreatif dan produktif adalah model yang dikembangkan
dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan
mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pembelajarn ini berpijak
kepada teori konstruktivistik dimana belajar adalah usaha pemberian makna oleh
siswa kepada pengalamannya, dengan demikian dalam pembelajaran ini para
siswa diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri konsep atau materi yang mereka
dapatkan.
Pembelajaran kreatif produktif diawali dengan adanya sifat aktif si pelajar.
Aktif dapat diartikan sebagai keterlibatan si belajar secara intelektual dan
emosional dalam pembelajaran untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Otak lebih
mengingat hal-hal yang dapat kita lakukan, bukan yang kita tidak dapat lakukan,
dan penggunaan yang biasa, bukan yang tidak biasa. Kita dapat mengenali banyak
hal tanpa harus berpikir. Berpikir kreatif menuntut kita untuk melepaskan diri dari
pola biasa yang telah disimpan otak. Untuk dapat membantu anak melepaskan diri
dari pola-pola biasa diperlukan sikap positif berupa pemikiran bebas atau
berfantasi dan pengambilan resiko.
Langrehr (2006) mengemukakan lima aspek sikap yang baik untuk berpikir
kreatif dengan menggunakan akronim FIRST (fantasy, incubate, risk take,
sensitivity, titillate). Pemikir kreatif berani mengambil resiko demi mengharapkan
sesuatu yang unik dan berguna. Pembelajaran kreatif dan produktif merupakan
model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Pendekatan tersebut antara lain: belajar kreatif, aktif, konstrutifistik, dan
kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut, di integrasikan
SESEP PAHMI HASANI
sehingga menghasilkan satu model yang memungkinkan sipelajar
mengembangkan kreatifitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari
pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji.
Model pembelajaran kreatif produktif khusus dirancang untuk pembelajaran
apresiasi sastra, namun pada perkembangannya terjadi berbagai modifikasi
sehingga model ini dapat di gunakan untuk pembelajaran baik di jenjang
pendidikan dasar dan menengah maupun pada jenjang pendidikan tinggi.
Pembelajaran kreatif produktif ini berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar :
1. Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran.
Keterlibatan ini di fasilitasi melalui pemberian kesempatan kepada si
belajar untuk melakukan eksplorasi dari konsep di bidang ilmu yang
sedang dikaji serta menafsirkan hasil eksplorasi tersebut.
2. Siswa didorong untuk menemukan / mengkonstruksi sendiri konsep yang
sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara
seperti observasi,diskusi atau percobaan
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab
menyelesaikan tugas bersama.
4. Pada dasarnya untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras,
berdedikasi tinggi, antusias serta percaya diri. (Diktat Dirjen pendidikan
tinggi Depdiknas)
Dengan mengacu pada karakteristik tersebut, model pembelajaran ini dapat
diterapkan dalam pembelajaran berbagai bidang studi, baik topik-topik yang
bersifat abstrak maupun yang bersifat konkret. Materi yang sesuai dengan model
pembelajaran tersebut merupakan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi
terhadap nilai, konsep atau masalah actual di masyarakat serta ketrampilan
menerapkan pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata.
SESEP PAHMI HASANI
Pembelajaran ini bertujuan untuk :
1. Memahamkan konsep terhadap suatu nilai, konsep atau masalah tertentu.
2. Mampu menerapkan konsep / memecahkan masalah
3. Mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.
B. Kegiatan Pembelajaran Kreatif dan Produktif
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran dibagi menjadi lima langkah. Setiap
langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru / dosen dengan
berpegang pada hakekat setiap langkah. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Orientasi
Kegiatan pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan
dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Guru mengemukakan tujuan,
materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa serta penilaian
yang diterapkan. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.
Dengan negosiasi tersebut diharapkan akan terjadi kesepakatan antara guru dan
siswa.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan eksplorasi terhadap masalah / konsep
yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan membaca, melakukan
observasi, wawancara, menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan,
browsing lewat internet dsb. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan secara individu
maupun kelompok. Agar eksplorasi menjadi terarah, sebaiknya guru memberikan
panduan singkat yang memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir
yang diharapkan.
SESEP PAHMI HASANI
3. Interpretasi
Dalam tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan
analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali , jika
memang diperlukan.
4. Rekreasi
Pada tahap rekreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang
mencerminkan pengalamannnya terhadap konsep / topic / masalah yang sedang
dikaji menurut kreasinya masing-masing. Misalnya siswa dapat diminta membuat
satu scenario drama dari novel yang sedang dikajinya. Rekreasi dapat dilakukan
secara individu ataupun kelompok. Hasil re-kreasi merupsksn produk kreatif yang
dapat dipresentasikan, dipajang atau ditindak lanjuti.
5. Evaluasi
Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir
pembelajaran. Selama proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan
mengamati sikap dan kemampuan berpikir mahasiswa. Evaluasi pada akhir
pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan
mahasiswa. Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu
orientasi.
Untuk membentuk karakter kreatif dan produktif menuju terciptanya
kemandiriannya bagi siswa, maka dikembangkan siklus belajar yang meliputi lima
aspek pengalaman belajar sebagai berikut :
1. Exploring
Merespon informasi baru, mengeksplorasi fakta-fakta dengan petunjuk
sederhana, melakukan sharing pengetahuan dengan orang lain atau
mengambil informasi dari guru / ahli / pakar / sumber-sumber yang lain.
2. Planning
Menyusun rencana kerja, mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan,
menentukan langkah-langkah, desain karya dan rencana lainnya.
SESEP PAHMI HASANI
3. Doing / acting
Melakukan percobaan, pengamatan, menemukan, membuat karya dan
melaporkan hasilnya serta menyelesaikan masalah.
4. Communicating
Mengkomunikasikan / mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan,
penemuan, atau hasil karyanya, sharing dan diskusi
5. Reflecting
Mengevaluasi proses dan hasil yang telah dicapai, mencari kelemahannya
guna meningkatkan efektivitas perencanaan.
Pembelajaran Individual adalah pembelajaran yang bersifat klasikal yang
memperhatikan potensi- potensi setiap individu agar berkembang dengan baik.
Penggunaan strategi pembelajaran ini dalam pembelajaran individual diharapkan
potensi setiap individu akan berkembang yakni membentuk kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, bertanggung jawab serta bekerja sama. Sehingga hasil dari
pembelajaran ini tidak hanya segi kognitif, tetapi segi afektif dan psikomotorik
juga akan tercapai, bahkan kecerdasan akan lebih terlihat dari setiap siswa.
Prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran kreatif produktif
Materi yang disajikan dengan model pembelajaran kreatif produktif ini
merupakan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep,
atau masalah actual di masyarakat serta ketrampilan menerapkan pemahaman
tersebut dalm benuk karya nyata.
Kegiatan pembelajaran ini dibagi menjadi 4 langkah yaitu:
1. Orientasi
Kegiatan pembelajaran diawali dengan orientasi untuk
mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah
pembelajaran.
2. Esplorasi
Pada tahap ini, si belajar melakukan eksplorasi terhadap masalah /
konsep yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan
membaca, melakukan observasi, wawancara, menonton satu
pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat internet dsb.
SESEP PAHMI HASANI
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan secara individu maupun
kelompok.
3. Interpretasi
Dalam tahap interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui
kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa
percobaan kembali , jika memang diperlukan.
4. Re-kreasi
Pada tahap rekreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu
yang mencerminkan pengalamannnya terhadap konsep / topic /
masalah yang sedang dikaji menurut kreasinya masing-masing.
(Diktat Dirjen pendidikan tinggi Depdiknas)
Pembelajaran kreatif produkti dapat di evaluasi pada saat proses
pembelajarannya dan pada akhir pembelajarannya. Selama proses pembelajaran,
evaluasi dapat dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berfikir si
belajar kesungguhan mengerjakan tugas hasil eksplorasi, kemampuan berpikir
kritis dan logis dalam memberikan pandangan. Evaluasi pada akhir pembelajaran
dapat dilakukan dengan mengevaluasi produk kreatif yang dihasilkan si belajar
dengan criteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu orientasi. (Diktat
Dirjen pendidikan tinggi Depdiknas)
C. Kaitan strategi pembelajaran kreatif produktif dengan pembelajaran
individu
Untuk membentuk karakter kreatif dan produktif menuju terciptanya
kemandiriannya bagi siswa, maka dikembangkan siklus belajar yang meliputi lima
aspek pengalaman belajar sebagai berikut :
1. Exploring
Merespon informasi baru, mengeksplorasi fakta-fakta dengan petunjuk
sederhana, melakukan sharing pengetahuan dengan orang lain atau mengambil
informasi dari guru atau sumber-sumber yang lain.
SESEP PAHMI HASANI
2. Planning
Menyusun rencana kerja, mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan,
menentukan langkah-langkah, desain karya dan rencana lainnya.
3. Doing / acting
Melakukan percobaan, pengamatan, menemukan, membuat karya dan
melaporkan hasilnya serta menyelesaikan masalah.
4. Communicating
Mengkomunikasikan / mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan,
penemuan, atau hasil karyanya, sharing dan diskusi
5. Reflecting
Mengevaluasi proses dan hasil yang telah dicapai, mencari kelemahannya
guna meningkatkan efektivitas perencanaan
Pembelajaran Individual adalah pembelajaran yang bersifat klasikal yang
memperhatikan potensi- potensi setiap individu agar berkembang dengan baik.
Penggunaan strategi pembelajaran ini dalam pembelajaran individual diharapkan,
potensi setiap individu akan berkembang yakni membentuk kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, bertanggung jawab serta bekerja sama. Sehingga hasil dari
pembelajaran ini tidak hanya segi kognitif, tetapi segi afektif dan psikomotorik
juga akan tercapai, bahkan kecerdasan akan lebih terlihat dari setiap siswa.
D. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kreatif produktif
Model pembelajaran kreatif produkif ini tidak lepas dari kelemahan dan
kelebihannya. Beberapa kelemahan yang terkait dengan pembelajaran kreatif
produktif ini antara lain: ketidaksiapan si belajar dengan guru dalam proses
pembelajaran ini. Ketidaksiapan mahasiswa membuat cara kerja yang jelas,
petunjuk tentang sumber yang dapat di eksplorasi dan diskripsi tentang hasil akhir
yang diharapkan. Kendala lain adalah waktu. Model pembelajaran ini memelukan
waktu yang cukup panjang dan fleksibel.
SESEP PAHMI HASANI
BAB III
PENUTUP
Model pembelajaran kreatif produktif tidak terlepas dari kelemahan di
samping kelebihan yang dimilikinya. Kelemahan tersebut terkait dengan kesiapan
guru dan siswa untuk terlibat dalam model pembelajaran ini. Kendala lain adalah
waktu. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang relative cukup panjang
dan fleksibel. Terlepas dari segala kelemahannya, model pembelajaran ini juga
mempunyai banyak kelebihan seperti yang telah diuraikan di atas. Jika
kelemahannya dapat diminimalkan, maka kekuatan model ini akan membuahkan
proses dan hasil belajar yang yang dapat memacu kreatifitas sekaligus
meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diharapkan guru
untuk dapat menerapkan model ini dan mengembangkan model ini sesuai dengan
bidang studinya, bahkan mungkin dari model ini, guru dapat mengembangkan
model lain yang lebih menjanjikan.
SESEP PAHMI HASANI
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional. 2007. Makalah Pembealajaran Kreatif Produktif
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://mahmuddin.wordpress.com/2007/11/09/membentuk-karakter-kreatif-danproduktif-
melalui-siklus-belajar/
http://kreatifproduktif-blog.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar